Segala puji bagi Allah, salawat dan salam atas Rasulullah saw beserta keluarga dan sahabatnya dan orang-orang yang mendukungnya, selanjutnya…
Bahwa bulan Ramadan adalah bulan kemerdekaan kemanusiaan, disiplin akhlak, menyingkirkan sikap lemah diri dan penurunan psikologis, dan transendensi egoisme dan individualisme, dan mengatasi perpecahan dan fragmentasi guna menuju persatuan dan kerjasama dengan orang-orang yang ikhlas pada kemajuan dan kebangkitan diri, dan pada kemajuan umat dan masa depannya, melewati kondisi lemah, kemunduran dan keterbelakangan menuju kekuatan, kedaulatan dan kemajuan. Ia (Ramadhan) merupakan pusat pelatihan perbaikan robbaniyah yang mencakup seluruh komponen umat, yang disediakan dalam satu bulan pada setiap tahunnya; guna memperbaiki program dan meluruskan hal-hal bengkok dan menyimpang darinya. Ia (Ramadhan) merupakan waktu kesempatan yang cukup pada setiap tahunnya untuk mencuci (membersihkan) jiwa, memperbaiki iman, mensucikan ruh, dan menjauhi diri dari materialisme sempit yang zhalim
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآَنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ وَمَنْ كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
“(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). karena itu, Barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, Maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan Barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), Maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur”. (Al-Baqarah: 185).
Ketika hati telah baik, maka akan terbukalah pintu perbaikan secara umum
أَلاَ وَإِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ أَلَا وَهِيَ الْقَلْبُ
“Ketahuilah bahwa di dalam tubuh ada segumpal darah, jika baik, maka akan baik seluruh tubuhnya dan jika rusak maka akan rusak pula seluruh tubuhnya, ketahuilah yang dimaksud dengan itu hati”. (Muttaqun Alaih)
Dan madrasah tarbawiyah Ramadhan di buka pada setiap satu tahun sekali untuk sebuah proses penyempurnaan perbaikan hati, dimana dengan spiritualitas yang tinggi dan berlimpah diharapkan dapat memberikan efek (pengaruh) yang sangat besar pada perbaikan jiwa dan memperbaharui tekad dan kehendak, menyatukan umat yang sedang berpuasa mulai dari terbit fajar hingga berbuka pada saat terbenam matahari, semuanya bersatu dalam beribadah kepada Allah bersama dengan seluruh alam semesta, dan hal tersebut merupakan awal kemenangan menuju kemenangan dalam pertempuran hidup yang terus dihadapi, dan karena itulah kami melihat bahwa kemenangan-kemenangan besar oleh umat pada bulan ini, dimulai dari Pertempuran Badar sebagai pertempuran al-furqan dan penaklukan kota Mekah, dan berakhir pada pertempuran hari kesepuluh Ramadhan merupakan suatu keniscayaan.
Ramadan adalah kesempatan untuk introspeksi diri
Bahwa Ramadhan merupakan kesempatan yang sangat penting untuk melakukan introspeksi diri baik pada tingkat individu maupun jamaah, karena pada bulan ini risalah yang kebaikan yang dibawa oleh Muhammad saw hadir, menyeru pada akhlak yang mulia seperti kejujuran, kesetiaan, memaafkan, cinta, menahan amarah, cinta pada Negara, dan kerjasama kemanusiaan untuk kebaikan umat manusia.
Risalah nabi ini hadir sebagai risalah penutup untuk menjadikan perbaikan sebagai tujuan utama, dan seorang muslim tidak dianggap muslim kecuali harus mau melakukan proses perbaikan ini
كُنتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ المُنكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah”. (Ali Imran: 110).
Al-Quran adalah Dusturuna
Bahwa perbaikan ini harus bersumber dari Al-Qur’an yang mulia, dustur yang sempurna ini merupakan solusi yang menyeluruh yang telah meletakkan dasar-dasar umum untuk menyelesaikan berbagai permasalahan yang dihadapi oleh umat manusia, menyeru untuk mewujudkan nilai-nilai kebaikan yang dibutuhkan dalam suatu kebangkitan
إِنَّ هَذَا الْقُرْآَنَ يَهْدِي لِلَّتِي هِيَ أَقْوَمُ
“ Sesungguhnya Al Quran ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih Lurus” (Al-Isra: 9)
Karena dengan kesiapan orang beriman menjadi yang baik, maka akan terwujud seluruh sebab dari suatu keberhasilan.
“memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus” pada dunia hati dan perasaan, dengan akidah yang jelas dan sederhana yang tidak ada kepalsuan dan kesamar-samaran di dalamnya, yang mampu melepaskan ruh dari berbagai beban wahm (syubhat) dan khurafat, bahkan mampu mencuatkan potensi manusia yang baik menuju kinerja, konstruktif dan kemakmuran hidup, melalui jalan perbaikan diri dan kemerdekaan kehendak manusia sebagai pintu yang tepat untuk perbaikan umat dan bangsa
إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ
“Sesungguhnya Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum sebelum kaum tersebut belum merubah nasib mereka masing-masing”. (Ar-Ra’ad:11)
“memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus” dalam menjadikan hubungan manusia sebagian mereka dengan yang lainnya secara baik, sehingga terwujud adanya saling gotong royong dan saling membantu antar sesama, meluruskan hubungan atas dasar keadilan yang paten yang tidak dipengaruhi oleh akal dan hawa nafsu, tidak condong pada kasing sayang atau benci pada seseorang dan kelpmpok, dan tidak cenderung pada kemaslahatan pribadi dan kepentingan semu
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا كُونُوا قَوَّامِينَ لِلَّهِ شُهَدَاءَ بِالْقِسْطِ وَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَآَنُ قَوْمٍ عَلَى أَلَّا تَعْدِلُوا اعْدِلُوا هُوَ أَقْرَبُ لِلتَّقْوَى وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
“ Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu Jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk Berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (Al-Maidah:8)
“memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus” pada sistem pemerintahan dalam rangka mewujudkan hubungan yang seimbang antara penguasa (pemimpin) dan anak bangsa, sistem keuangan dan ekonomi sehingga mendorong roda pembangunan dan produktivitas, sistem peradilan untuk untuk mewujudkan keadilan yang dapat menstabilkan keadaan, dan sistem hubungan internasional dalam rangka mencapai hak-hak yang layak bagi dunia insan, dan melindungi martabat setiap bangsa dan privasinya.
Ramadhan dan proyek perbaikan
Bawah Ramadhan merupakan kesempatan untuk mengingatkan akan proyek perbaikan yang komprehensif yang sangat dibutuhkan oleh umat kita di semua tingkatan dan lembaga kemasyarakatan, dan dalam kesempatan yang baik ini, kami ingin mengingatkan beberapa hal penting dari proyek perbaikan ini:
1 – Bahwa ini adalah merupakan proyek yang komprehensif untuk semua lapisan kehidupan, termasuk perbaikan ekonomi, politik, sosial, pendidikan, moral dan informasi, terutama setelah para pelaku kerusakan di muka bumi ini melakukan perkawinan illegal antara kekuasaan dan kekayaan dengan menyebarkan di tengah umat ruh keputusasaan, kekacauan, korupsi, suap, mediasi dam favoritisme, dan mengkebiri peran umat secara global, mengindahkan sendi-sendi kesuksesan dan pembangunan untuk kepentingan pribadi dan kepentingan keluarga yang sempit.
2 – Bahwa ini adalah merupakan proyek yang komprehensif untuk semua kelompok dan lapisan masyarakat bagi seluruh bangsa, bukan untuk kepentingan satu kekompok tertentu, tidak membentuk konstitusi dan hukum untuk kepentingan satu kelpmpok, namun untuk semua kalangan sehingga berada dalam satu unit, meskipun agama yang berbeda-beda
لاَ يَنْهَاكُمُ اللَّهُ عَنِ الَّذِينَ لَمْ يُقَاتِلُوكُمْ فِي الدِينِ وَلَمْ يُخْرِجُوكُم مِّن دِيَارِكُمْ أَن تَبَرُّوَهُمْ وَتُقْسِطُوا إليهمْ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ المُقْسِطِينَ
“Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan Berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang Berlaku adil”. (Al-Mumtahanah: 8).
3 – Bahwa hal ini membutuhkan upaya bersama oleh seluruh umat yang ikhlas dari anak-anak bangsa, partisipasi seluruh komponen di dalamnya non muslim dengan muslim, laki-laki dan wanita, karena semuanya memiliki hak yang sama dan memiliki tugas yang sama, dan untuk kepentingan bersama untuk mewujudkan perbaikan, karena tidak akan ada keberhasilan suatu proyek perbaikan yang ingin memindahkan suatu bangsa (umat) menuju kemajuan kecuali jika setiap insannya menyadari bahwa setiap jiwa memiliki peran dan kewajiban, dan hal yang sangat urgen sekali adalah perasaan para pelaku kerusakan untuk menolak tindak tanduk mereka, dan menghadapi masyarakat umum pada semua fenomena tindak kerusakan dan dekadensi moral dalam masyarakat.
Namun ketika bangsa jatuh, dan menjadi kelompok yang plin plan, dan semua orang hanya peduli pada diri mereka sendiri, tidak peduli ketika melihat kerusakan yang terus berlangsung dan merajalela, tidak menyibukkan diri untuk meluruskan yang bengkok, maka akan tenggelamlah kapal ini dan orang-orang yang ada didalamnya.
مَثَلُ الْقَائِمِ على حُدُودِ اللَّهِ وَالْوَاقِعِ فِيهَا كَمَثَلِ قَوْمٍ اسْتَهَمُوا على سَفِينَةٍ، فَأَصَابَ بَعْضُهُمْ أَعْلَاهَا وَبَعْضُهُمْ أَسْفَلَهَا، فَكَانَ الَّذِينَ فِي أَسْفَلِهَا إِذَا اسْتَقَوْا مِنْ الْمَاءِ مَرُّوا على مَنْ فَوْقَهُمْ، فَقَالُوا: لَوْ أَنَّا خَرَقْنَا فِي نَصِيبِنَا خَرْقًا وَلَمْ نُؤْذِ مَنْ فَوْقَنَا فَإِنْ يَتْرُكُوهُمْ وَمَا أَرَادُوا هَلَكُوا جَمِيعًا، وَإِنْ أَخَذُوا على أَيْدِيهِمْ نَجَوْا وَنَجَوْا جَمِيعًا
“Perumpamaan orang yang berpegang dengan hukum-hukum Allah dan yang melanggarnya itu bagaikan kaum yang sama-sama menaiki kapal, sebagian ada yang di atas dan sebagian ada yang di bawah, orang-orang yang berada di bawah apabila ingin mengambil air mereka mesti melalui orang-orang yang berada di atas, lalu orang-orang yang di bawah itu berkata, “Seandainya kita lubangi (kapal ini) untuk memenuhi kebutuhan kita maka kita tidak usah mengganggu orang-orang yang ada di atas kita!” Maka jika orang-orang yang di atas itu membiarkan kemauan mereka yang di bawah, akan tenggelamlah semuanya, dan jika mereka menahan tangan orang-orang, yang di bawah, maka akan selamat, dari selamatlah semuanya,” (Muttafaqun Alaih).
Bahwa perubahan individu bangsa -baik laki-laki maupun wanita, muslim maupun Kristen-pada kerja-kerja umum yang produktif dan kepuasan mereka akan pentingnya partisipasi dalam masalah publik (umum) dalam berbagai lembaga-kembaga sosial dan sipil merupakan salah satu pilar perbaikan, oleh karena itu partai dan lembaga-lembaga politik, elit intelektual, budaya dan Pendidikan serta kelompok-kelompok aksi publik lainnya, memiliki beban kerja dalam memfungsikan seluruh energi dan potensi di tengah umat dan mengoptimalkan masyarakat terutama para pemuda, untuk melakukan peran mereka dalam melkaukan perbaikan bangsa.
Jika tidak ada yang mau melakukan perbaikan ini, baik individu dan jamaah, besar dan kecil, laki-laki dan wanita, maka kehancuran pasti akan segera datang, sebagaimana firman Allah:
وَمَا كَانَ رَبُّكَ لِيُهْلِكَ القُرَى بِظُلْمٍ وَأَهْلُهَا مُصْلِحُونَ
“Dan Tuhanmu sekali-kali tidak akan membinasakan negeri-negeri secara zalim, sedang penduduknya orang-orang yang berbuat kebaikan”. (Hud:117)
4 – Bahwa ini merupakan manhaj yang bersih dan baik yang dapat memberikan pengaruh pada cara demokrasi, membangun perjuangan undang-undang sebagai jalan dan cara bukan satu-satunya alternative dalam mewujudkan misi Negara, dan menolak semua bentuk desakan dan keteguhan diri dengan opsi kekerasan atau persekongkolan, yang mana pada saat yang sama menangani semua penyelesaian dengan segala cara hukum dan publik untuk menghadapi tirani dan kezhaliman dan memalsukan kehendak bangsa, menyelesaikan segala upaya dengan menanamkan perasaan putus asa dan frustrasi di dalam hati anak-anak muda.
Mari kita bekerja sama dalam melakukan perbaikan
Dari mimbar ini, pertemuan Ikhwanul Muslimin dengan semua komponen kekuatan masyarakat yang memiliki semangat berjuang dan dengan berbagai komponen partai dan lembaga-lembaga sosial dan sipil bertekad melakukan perubahan dengan tujuh tuntunan reformasi yang telah disepakati bersama, mengajak seluruh komponen bangsa untuk aktif bersamanya dan berpartisipasi dengan sungguh-sungguh dalam membubuhkan tanda tangan diatasnya, sebagai langkah awal untuk melakukan reformasi politik di Mesir, dan sebagai pintu masuk melakukan proses reformasi secara keseluruhan seperti yang diinginkan oleh umat dan bangsa. Dan Ikhwanul Muslimin akan terus dan tetap berjuang dengan penuh semangat untuk berkomunikasi dengan semua kekuatan masyarakat, dan untuk mencapai keberhasilan dari semua upaya yang telah dikerahkan untuk menyatukan kekuatan-kekuatan sipil sesuai dengan kemampuan mereka untuk itu, sementara mereka sadar dan mengetahui dengan penuh bahwa jalan menuju perbaikan yang hakiki sangatlah panjang dan membutuhkan kesabaran dan pengorbanan, namun ganjaran bagi orang yang bekerja sangatlah banyak dan berlimpah
إِنَّا لا نُضِيعُ أَجْرَ الْمُصْلِحِينَ
“Sungguh, Kami tidak akan menyia-nyiakan ganjaran bagi orang-orang yang melakukan perbaikan”, (Al-A’raf:170)
Jika pada tahun ini Ramadhan datang sementara Mesir di ambang pemilihan parlemen dan selanjutnya pemilihan presiden, maka semua kekuatan organisasi bangsa dan politik serta pemerintahan dituntut untuk mengoptimalkan proyek perbaikan ini, dan berkoordinasi dalam sikap; untuk memaksa rezim berkuasa merespon tuntutan reformasi dan perubahan ini, melepaskan tahanan politik, mendukung proses demokrasi, menerima tuntutan adanya jaminan proses pemilihan yang adil, menghapusan semua undang-undang yang membatasi kebebasan, dan mengubah pasal-pasal undang-undang yang cacat untuk membuka pintu bagi siapa saja yang ingin memberikan pelayanan bagi negeri dan bangsa ini, serta memberikan kepada bangsa hak untuk memilih dan menentukan siapa yang harus memimpin mereka untuk masa depan.
Bersabarlah wahai para mujahidin
Adapun kepada ikhwah kami yang tercinta yang berada dibalik jeruji besi dan penjara kezhaliman yang telah membayar dengan umur, harta dan kesehatan mereka sebagai bayaran akan jalan yang mereka tempuh dalam proyek perbaikan dan perubahan ini. Kami sampaikan keada mereka: Bersabarlah, karena waktu kegelapan sudah saatnya sirna, dan umat kalian sesungguhnya menghargai dan mengpresiasi seluruh usaha dan jihad kalian serta pengorbanan kalian untuk meninggikan Negara kalian. Semoga Allah bersama kalian dalam bentuk pertolongan dan dukungan
وَلَا تَحْسَبَنَّ اللَّهَ غَافِلًا عَمَّا يَعْمَلُ الظَّالِمُونَ
“Janganlah engkau mengira Allah lalai dari apa yang orang-orang zhalim lakukan”. (Ibrahim:42)
وَسَيَعْلَمُ الَّذِينَ ظَلَمُوا أَيَّ مُنْقَلَبٍ يَنْقَلِبُونَ
“Dan orang-orang yang zalim itu kelak akan mengetahui ke tempat mana mereka akan kembali”. (As-Syu’ara:227)
Allah Maha besar dan segala puji hanya milik Allah.
Shalawat dan salam atas Rasullah saw beserta keluarga dan para sahabatnya.
No comments:
Post a Comment