Membaca Al-Qur’an pada bulan Ramadhan merupakan aktivitas yang harus digiatkan dan diperbanyak, siang dan malam hari. Namun yang harus diingat di sini adalah banyak terjadi kekeliruan dalam membaca Al-Qur’an, di antaranya: Sebagian umat terlalu cepat (ngebut) dalam membaca Al-Qur’an untuk mengejar target, yang kadang kala tanpa ada tartil dan tadabbur terhadap makna dan hukum-hukum yang terdapat di dalamnya. Tujuan mereka hanyalah mengkhatamkan Al-Qur’an dalam waktu yang singkat sehingga mengabaikan perintah Allah SWT dalam firman-Nya:
وَرَتِّلْ الْقُرْآنَ تَرْتِيلاً
“Dan Bacalah Al-Qur’an dengan penuh tartil.” (Al-Muzzammil:4) dan firman Allah SWT:
أَفَلا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآنَ أَمْ عَلَى قُلُوبٍ أَقْفَالُهَا
“Apakah mereka tidak mentadabburkan Al-Qur’an, atau karena hati mereka telah tertutup.” (Muhammad:24). Yang wajib adalah menyatukan dua kebaikan tersebut: Memperbanyak bacaan sambil membacanya dengan tartil dan mentadabburkannya, terutama di bulan Ramadhan yang dimuliakan ini, apalagi diiringi dengan memahami dan mengamalkan terhadap hukum-hukum yang terdapat di dalamnya.
Sebagian lain juga berambisi (semangat) membaca Al-Qur’an di siang hari namun lalai membacanya pada malam harinya, dan tidak ada dalil yang mengkhususkan membaca Al-Qur’an pada siang hari saja tanpa membacanya pada malam harinya. Sebagian lainnya juga ada yang acuh dalam membaca Al-Qur’an setelah berakhir masa bulan Ramadhan bahkan ada sebagian lain tidak mengenal Al-Qur’an kecuali pada bulan Ramadhan. Allah SWT berfirman :
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ
“(beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil).” (Al-Baqarah : 185)
Ayat diatas menjelaskan bahwa Al-Qur’an diturunkan oleh Allah SWT Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia yang mengimaninya, merupakan argumentasi-argumentasi yang jelas dan gamblang bagi mereka yang memahaminya. Luput dari kebathilan dan kesesatan. Juga merupakan pembeda antara haq dengan bathil, halal dengan haram. Allah SWT telah mensyariatkan Islam kepada Nabi Muhammad SAW. sebagai satu-satunya agama yang benar, bukan seperti yang disangka oleh kaum kafir. Islam adalah agama yang mengatur hubungan manusia dengan Rabb-nya, yang mengatur hubungan dengan dirinya sendiri, dan yang mengatur hubungannya dengan sesama makhluk baik manusia maupun makhluk lainnya. Aktivitas menerapkan wahyu yang diturunkan, termasuk penerapan hukum-hukum syariat (Islam) secara total di berbagai aspek kehidupan manusia (baik individu, kelompok, maupun negara) merupakan penyebab hakiki terwujudnya kemuliaan Islam dan kaum Muslim. Di dalam penerapan syariat Islam itulah terdapat keagungan dan kewibawaan mereka di depan musuh-musuhnya. Allah SWT berfirman :
وَلِلَّهِ الْعِزَّةُ وَلِرَسُولِهِ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَلَكِنَّ الْمُنَافِقِينَ لَا يَعْلَمُونَ
“Padahal kekuatan (kemuliaan) itu hanyalah bagi Allah SWT, bagi Rasul-Nya dan bagi orang-orang Mukmin. Akan tetapi, orang-orang munafik itu tiada mengetahui”. (Al-Munafiqun:8).
Disadari atau tidak, orang-orang kafir sudah mengetahui bahwa sumber kekuatan umat Islam adalah Al-Qur’an; selama Al-Qur’an masih dipegang kuat oleh umat Islam maka akan sulit dan mustahil dikalahkan. Karena itulah Allah SWT menceritakan bahwa orang-orang kafir berkata:
وَقَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا لَا تَسْمَعُوا لِهَذَا الْقُرْآنِ وَالْغَوْا فِيهِ لَعَلَّكُمْ تَغْلِبُونَ
“Janganlah kamu mendengar dengan sungguh-sungguh akan Al Quran ini dan buatlah hiruk-pikuk terhadapnya, supaya kamu dapat mengalahkan mereka”. (Fushilat:26)
Sebaliknya, jauhnya umat Islam dari Agamanya dan hukum-hukumnya merupakan penyebab hakiki akan kelemahan, ketertinggalan, dan kenestapaan mereka. Allah SWT berfirman :
وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَى
“Siapa saja yang berpaling dari peringatan-Ku, sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada Hari Kiamat dalam keadaan buta”. (Toha:124).
Berbagai krisis yang menimpa dan mengepung negeri ini sejak beberapa tahun lalu hingga hari ini merupakan sebaik-baik argumen tentang hal itu. Sekarang kaum Muslim telah sadar bahwa Islam bukanlah semata-mata sebagai syiar-syiar ibadah ritual, melainkan merupakan agama sempurna yang meliputi akidah, syariat, hukum, politik, dan risalah ke seluruh dunia. Kaum Muslimin juga telah sadar akan kewajiban menegakkan Khilafah yang menerapkan Islam secara total. mereka juga sekarang telah sadar bahwa Barat kafir selalu membuat tipudaya terhadap Islam serta hendak memadamkan cahaya-Nya.
Dikutib Dari: www.al-ikhwan.net
No comments:
Post a Comment